Minggu, 06 September 2009

Saat-Saat Menjelang Ajal Menjemput


Berikut ini beberapa kisah orang-orang shalih ketika ajal menjemput mereka:

1. Abu Sufyan bin al-HâritsBeliau adalah anak paman Nabi SAW., (sepupu beliau SAW.,). Tatkala ajal menjemputnya, dia berkata kepada keluarganya, “Janganlah kalian menangisiku sebab aku tidak pernah sekalipun menyentuh dosa semenjak masuk Islam.”

2. ‘Umar bin Abi Rabi’ahTatkala ajal menjemputnya, saudaranya, al-Hârits menangis, lalu dia berkata kepada saudaranya tersebut, “Wahai saudaraku, jika yang kau permasalahkan terhadap diriku adalah untaian sya’ir yang pernah kau dengar dari ucapanku berbunyi, Aku katakan kepadanya (wanita) dan dia berkata kepadaku,Semua budakku adalah bebas Sungguh! Aku tidak pernah menyingkap sekalipun jua sesuatu yang haram.” Maka berkatalah al-Hârits, ‘Segala puji bagi Allah, Engkau telah membuat hatiku tenang.’”

3. Abu Yûsuf Bisyr al-Walîd berkata, “Aku pernah mendengar Abu Yusuf berkata pada saat sakit yang membawa ajalnya, ‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa aku tidak pernah sekalipun menyentuh farji (melakukan hubungan badan) secara haram saat aku menyadarinya. Dan aku juga tidak pernah sekalipun memakai satu dirham dari yang haram saat aku menyadarinya.”

4. Abu Bakar bin ‘AyyasyIbrahim bin Abu Bakar ‘Ayyasy berkata, “Ketika menjelang ajal, aku menyaksikan ayahandaku, lalu aku menangis karenanya. Maka dia berkata kepadaku, ‘Nak, Ayahandamu ini tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan keji.’ “

5. Hafsh bin Ghayyâts ‘Umar bin Hafsh bin Ghayyâts berkata, “Tatkala ajal menjemput ayahandaku, dia sempat pingsan, lalu aku menangis di samping kepalanya. Maka, dia berkata kepadaku saat tersadar, ‘Kenapa gerangan kamu menangis?.’ Aku menjawab, ‘Karena akan berpisah denganmu.’ Dan tatkala aku masuk pada pembicaraan seputar qadla (kematian), dia berkata, ‘Janganlah kamu menangis, sesungguhnya aku tidak pernah sekalipun menggunakan celanaku ini untuk sesuatu yang haram. Dan tidak pernah pula ada dua orang yang bersengketa di hadapanku duduk, lalu aku telanjangi (permalukan) salah seorang dari mereka yang terkena vonis.”

6. al-Haytsam bin Jamil Sufyan bin Ahmad al-Mashîshy berkata, “Tatkala sedang sekarat, aku menyaksikan al-Haytsam bin Jamil telah diarahkan ke kiblat dan budak wanitanya menutupi kedua kakinya, lalu dia sempat berkata, ‘Tutuplah keduanya, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui bahwa keduanya tidak pernah sekalipun berjalan untuk hal-hal yang haram.”

(SUMBER: al-Maw’id:Jannât an-Na’îm karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hâzimy, hal.82)

Ayat Kursi Menjelang Tidur

Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya."Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahwa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahwa ia kasihan kepada pencuri itu, lalu dilepaskannya."Bohong dia," kata Nabi : "Pada hala nanti malam ia akan datang lagi."Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan. Dan benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kemarin. Dan kali ini ia pun tertangkap."Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kemarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kemarin itu dilepaskan begitu saja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-geriknya."Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. "Lepaskan saya" pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahwa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna.""Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi."Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya."Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah."Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.Katanya "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang ertemu denganmu tiap malam itu?""Entahlah." Jawab Abu Hurairah."Itulah syaitan."